PROSES DASAR DALAM PEMBELAJARAN DAN INSTRUKSIONAL




Cara terbaik untuk merancang instruksional adalah meninjau kembali hasil yang diharapkan. Prosedur ini dimulai dengan identifikasi kemampuan manusia yang dibentuk dengan instruksi. Hasil instruksional diperkenalkan dan didefinisikan kedalam lima kategori umum.

A.  Instruksional Dan Tujuan Pendidikan
Pertimbangan dasar dalam merancang instruksional, yakni berdasarkan aspek kemungkinan ketercapaian tujuan pendidikan. Tujuan/sasaran pendidikan adalah aktivitas manusia yang berkontribusi pada berfungsinya sebuah masyarakat (termasuk berfungsinya individu dalam masyarakat) dan itu bisa diperoleh melalui pembelajaran. Salah satu prinsip yang terkenal yakni “Cardinal Principles of Secondary Education” (Komisi Reorganisasi Pendidikan Menengah, 1918), yang mengemukakan bahwa pendidikan dalam demokrasi, baik di dalam maupun di luar sekolah, harus berkembang dalam setiap individu yang memiliki pengetahuan, minat, cita-cita, kebiasaan, dan kekuatan dimana dia akan menemukan tempatnya dan menggunakan tempat itu untuk membentuk dirinya dan masyarakat selamanya. Komposisi dari pengetahuan, minat, cita-cita, kebiasaan, dan kekuatan", hal tersebut menjadi pertimbangan bagi komisi dan membaginya ke dalam tujuh bidang (1) kesehatan, (2) instruksi keterampilan dasar, (3) kelayakan sebagai keanggotaan rumah, (4) mengejar karir, (5) kewarganegaraan, (6) kelayakan dalam menggunakan waktu luang, dan (7) keetisan karakter. Kecenderungan yang sering terjadi, untuk menyusun pendidikan dalam berbagai macam hal “pokok bahasan” yang sebenarnya disederhanakan menjadi tujuan/sasaran pendidikan bukan sekedar kegiatan yang mencerminkan fungsi aktual manusia dalam masyarakat, melainkan masyarakat yang harus diubah menjadi subjek yang disebut sasaran/tujuan bidang keahlian.

B.  Tujuan sebagai Hasil Pendidikan
Refleksi kebutuhan masyarakat dalam tujuan pendidikan biasanya diungkapkan melalui pernyataan yang menggambarkan kategori aktivitas manusia. Tujuan pendidikan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil pendidikan. Mereka merujuk terutama untuk kegiatan yang dimungkinkan dengan belajar, yang pada gilirannya sering terjadi diiringi dengan instruksi sengaja direncanakan. Untuk merancang instruksi, seseorang harus mencari cara untuk mengidentifikasi kemampuan manusia yang mengarah pada hasil yang disebut tujuan pendidikan.

C.  Kursus dan Tujuannya
Perencanaan pengajaran sering dilakukan untuk kursus tunggal dan bukan untuk unit yang lebih besar seperti keseluruhan kurikulum. Tidak ada durasi panjang yang pasti atau tidak ada spesifikasi tetap “apa yang harus ditutupi”. Sejumlah faktor kemungkinan yang mempengaruhi pilihan durasi atau jumlah konten. Seringkali, lamanya waktu yang tersedia dalam satu semester atau tahun merupakan faktor penentu utama. Seperti yang biasa direncanakan, kursus sering memiliki beberapa tujuan, tidak hanya satu. Instruksi harus dirancang secara berbeda untuk memastikan masing-masing tujuan dapat dicapai oleh siswa dengan konteks kursus. Apakah ada banyak tujuan spesifik yang instruksional pada masing-masing perencanaan harus dilakukan, atau bisakah tugas ini dikurangi dengan cara tertentu? Untuk menjawab Pertanyaan ini, kita harus memikirkan kategori umum apa yang mungkin ada di antara semua materi pelajaran yang berbeda bisa dipelajari. Misalnya, belajar mendeskripsikan. Secara inheren berbeda dengan belajar mendeskripsikan sesuatu yang lain, seperti kejadian saat pengepungan Vicksburg. Perencanaan instruksional bisa sangat disederhanakan dengan menetapkan tujuan belajar menjadi lima kategori umum kemampuan manusia (Gagne, 1985). Kategori semacam itu bisa terbentuk karena masing-masing mengarah pada kelas kinerja manusia yang berbeda. Kemudian, masing-masing kategori juga memerlukan seperangkat kondisi instruksional berbeda pada pembelajaran yang efektif. Dalam masing-masing dari lima kategori ini, terlepas dari subjek instruksinya, kualitas kinerja yang sama berlaku.

Ada beberapa kategori belajar menurut Gagne. Gagne mengemukakan bahwa kompetensi dan kapabilitas sebagai bukti nyata hasil belajar dapat dibedakan ke dalam 5 kategori. Kelima kategori hasil belajar menurut gagne tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Keterampilan Intelektual (Intelectual Skills); yaitu, kecakapan yang membuat seseorang berkompeten, yang memungkinkan untuk menanggapi konseptualisasi lingkungannya. Keterampilan ini berkaitan dengan pengetahuan ”bagaimana” melakukan suatu aktivitas.
  2. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies); yaitu, kecakapan khusus yang amat penting yang memungkinkan siswa dapat belajar dan menentukan sesuatu secara sendiri. Kemampuan ini merupakan kemampuan yang mengatur seseorang untuk memilih ”cara”, misalnya memilih cara belajar yang cocok untuk dirinya sendiri.
  3. Informasi Verbal (Verbal Information); yaitu, hasil belajar yang berupa informasi dan pengetahuan verbal. Informasi ini dapat dibedakan ke dalam fakta, nama, prinsip, dan generalisasi. Informasi merupakan esensi suatu peristiwa yang dapat dijadikan alat berfikir dan sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut. Kemampuan informasi dapat ditunjukan dengan menyatakan atau menyebutkan informasi itu dalam ungkapan yang bermakna.
  4. Keterampilan Motor (Motor Skills); yaitu, hasil belajar yang berkaitan dengan gerakan otot seperti mengucapkan lafal-lafal bahasa, berdeklamasi, mengetik dan sebagainya. Keterampilan motor biasanya merupakan prasyarat yang perlu dikuasai untuk dapat melakukan atau mempelajari sesuatu yang lain. Misalnya, untuk mempergunakan laboratorium bahasa, kita perlu memiliki keterampilan mengoperasikan peralatannya.
  5. Sikap(Attitudes); yaitu, sejumlah bentuk hasil belajar tersendiri yang sering dikaitkan dengan nilai-nilai seperti toleransi, suka membaca, mencintai sastra atau seni, kesediaan bertanggung jawab. Pengaruh sikap terhadap seseorang adalah adanya reaksi yang bersifat positif atau negatif kepada orang lain, benda atau situasi.
D.  Kemampuan Manusia sebagai Tujuan Kursus
Suatu kursus pengajaran biasanya memiliki tujuan yang sesuai dengan beberapa kategori kemampuan manusia. Kategori utama, yang memotong “konten” dari kursus, adalah lima yang telahdijelaskan. Dari sudut pandang yang diharapkan, hasil pengajaran, alasan utama untuk membedakan kelima kategori ini adalah bahwa mereka memungkinkan berbagai jenis kinerja manusia. Misalnya, kursus sains dasar dapat meramalkan tujuan umum seperti hasil belajar sebagai (1) pemecahan masalah kecepatan, waktu, dan percepatan; (2) merancang percobaan untuk memberikan tes ilmiah yang dinyatakan hipotesa; atau (3) menilai aktivitas sains. Nomor satu jelas disebut keterampilan intelektual dan, oleh karena itu, menyiratkan beberapa pertunjukan yang melibatkan operasi intelektual yang dapat ditunjukkan oleh siswa. Nomor dua berkaitan dengan penggunaan strategi kognitif karena menyiratkan bahwa siswa perlu menunjukkan kinerja kompleks dalam situasi baru, di mana panduan kecil disediakan dalam pemilihan dan penggunaan peraturan dan konsep yang telah dia pelajari sebelumnya. Ada tiga hal yang harus dilakukan dengan sikap, atau mungkin dengan seperangkat sikap, itu akan terjadi dalam perilaku sebagai pilihan tindakan yang diarahkan pada kegiatan sains. Kemampuan manusia dibedakan dalam lima kategori ini juga berbeda satu sama lain dengan cara lain yang sangat penting. Mereka masing-masing membutuhkan satu set kondisi belajar yang berbeda untuk pembelajaran mereka yang efisien. Kondisi yang diperlukan untuk mempelajari kemampuan ini secara efisien, dan perbedaan antara kondisi ini, dimulai dengan keterampilan intelektual dan strategi kognitif dengan tiga kategori yang tersisa.

E. PERANCANGAN INSTRUKSIONAL MENGGUNAKAN KEMAMPUAN MANUSIA
Sudut pandang yang disajikan dalam bab ini adalah bahwa instruksi harus selalu dilakukan karena dirancang untuk memenuhi tujuan pendidikan yang diterima. Bila tujuan dicocokkan dengan kebutuhan masyarakat, kondisi ideal ada untuk perencanaan total program pendidikan. Apakah usaha semacam itu harus dicoba, hasilnya adalah sebagai langkah pertama, daftar aktivitas manusia, yang masing-masing terkait dengan sebuah perkiraan kepentingannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Bila aktivitas manusia berasal dari kebutuhan masyarakat dianalisis, aka akan menghasilkan satu set kemampuan manusia. Ini adalah deskripsi tentang apa yang masyarakat tertentu seharusnya tahu dan terutama apa yang seharusnya mereka ketahui untuk dilakukan. Serangkaian kemampuan semacam itu kemungkinan tidak sesuai dengan kemiripannya kategori materi pelajaran tradisional dari kurikulum sekolah. Tentu saja, akan menjadi hubungan antara kemampuan manusia dan subyek dari Kurikulum, tapi mungkin tidak akan menjadi korespondensi yang sederhana.

Sebagian besar desain instruksional, seperti yang dilakukan saat ini, berpusat pada perencanaan dan desain kursus. Namun, kita harus terus mempertahankan orientasi menuju tujuan pengajaran. Hasil belajar tidak selalu dapat diidentifikasi dengan baik, tampaknya tergantung arus topikal dari kursus. Mereka dapat diidentifikasi sebagai jenis kemampuan manusia terpelajar, sehingga menimbulkan kemungkinan jenis yang berbeda dari karakteristik manusia. Yang paling penting, seseorang tidak dapat memiliki kursus tanpa keterampilan intelektual. Ada beberapa alasan mengapa keterampilan intelektual memainkan peran sentral dalam merancang struktur suatu program studi. Pertama, mereka adalah jenis kemampuan yang menentukan apa yang dapat dilakukan siswa dan, dengan demikian, terikat erat dengan deskripsi kursus dalam hal hasil pembelajarannya.
Permasalahan:
Ada 5 kategori belajar menurut gagne. Bagaimana menurut pendapat Anda mengenai aplikasi dan implikasi teori belajar gagne pada pembelajaran kimia?. Apakah teori belajar gagne ini sudah banyak diterapkan di pendidikan Indonesia khususnya pada kurikulum 2013 versi 2017?.

Komentar

  1. Aplikasi dan implikasi teori belajar gagne dlm pembelajaran kimia:
    1. Keterampilan Intelektual (Intelectual Skills); yaitu, kecakapan yang membuat seseorang berkompeten, yang memungkinkan untuk menanggapi konseptualisasi lingkungannya. Keterampilan ini berkaitan dengan pengetahuan ”bagaimana” melakukan suatu aktivitas.
    Aplikasi Misalnya: penjelasan materi termokimia dengan menguraikan Hukum Hess, Rumus entalpi dengan kalor pembentukan dan rumus energi ikat disertai soal2 HOTS. Implikasinya siswa dapat berfikir kritis dlm menyelesaikan soal.
    2. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies); yaitu, kecakapan khusus yang amat penting yang memungkinkan siswa dapat belajar dan menentukan sesuatu secara sendiri. Kemampuan ini merupakan kemampuan yang mengatur seseorang untuk memilih ”cara”, Aplikasinya misalnya memilih cara belajar yang cocok, dengan variasi pembelajaran kimia. Implikasi nya siswa mampu memahami materi pelajaran.
    3. Informasi Verbal (Verbal Information); yaitu, hasil belajar yang berupa informasi dan pengetahuan verbal. Informasi ini dapat dibedakan ke dalam fakta, nama, prinsip, dan generalisasi. Materi pelajaran kimia yg disampaikan oleh guru dikelompokkan dlm fakta, prinsip dan konsep. Aplikasi Misalnya : materi termokimia menjelaskan fakta reaksi pembakaran, konsep oksidasi dan hukum hess, & prinsip perpindahan kalor dalam reaksi. Implikasinya siswa diharapkan lebih paham.
    4. Keterampilan Motor (Motor Skills); yaitu, hasil belajar yang berkaitan dengan gerakan otot seperti mengucapkan lafal-lafal bahasa, berdeklamasi, mengetik dan sebagainya. Keterampilan motor biasanya merupakan prasyarat yang perlu dikuasai untuk dapat melakukan atau mempelajari sesuatu yang lain. Misalnya, untuk mempergunakan laboratorium kimia siswa diajarkan terampil dalam percobaan dan tanggap akan reaksi kimia yg terjadi. Implikasi siswa Paham disaat menggunakan bahan eksplosif yg mudah terbakar.
    5. Sikap(Attitudes); yaitu, sejumlah bentuk hasil belajar tersendiri yang sering dikaitkan dengan nilai-nilai seperti toleransi, suka membaca, mencintai sastra atau seni, kesediaan bertanggung jawab. Contoh nya dalam pembelajaran kimia siswa diajarkan bersikap kerjasama, menghargai, jujur, dan peduli lingkungan dalam praktikum kimia. Implikasi terbentuk siswa berkarakter baik.
    Ya teori gagne sdh diterapkan di kurikulum 2013 revisi 2017.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Menurut saya teori pembelajaran Gagne bisa diterapkan di Indonesia, namun dalam penerapannya perlu penyesuaian baik dari segi pendekatan, strategi (8 fase belajar menurut Gagne yakni motivasi, pengenalan, perolehan, retensi, pemanggilan, generalisasi, penampilan, dan umpan balik) serta kesesuaian tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini yakni kurikulum 2013 edisi revisi. Sehingga teori gagne yang pada prinsipnya mengacu pada jenis teori belajar behaviosime, perlu dimodifikasi terlebih dahulu agar proses pembelajaran yang dihasilkan tidak sepenuhnya mengacu pada guru (teacher centered learning). Oleh karena itu menurut saya, teori belajar gagne sesuai jika diterapkan pada pembelajaran kimia yang berbasis praktikum karena membutuhkan peranan/bimbingan guru. Contoh hasil penerapan teori gagne dalam pembelajaran kimia menghasilkan 5 kategori hasil belajar kimia, seperti:
    1. Keterampilan Intelektual (siswa mampu menguasai dan menganalisis hasil praktikum kimi).
    2. Strategi Kognitif (Siswa mampu memilih cara belajarnya sendiri, misalnya ketika menghafal senyawa-senyawa kimia menggunakan lagu, dan sebagainya).
    3. Informasi Verbal (siswa mampu mengungkapkan sebuah teori berdasarkan hasil percobaan yang ia amati, kemudian memilah-milah informasi yang ia peroleh berdasarkan fakta, prinsip, dan konsep).
    4. Keterampilan Motorik (Siswa bisa melakukan setiap langkah-langkah praktikum kimia sesuai dengan prosedurnya).
    5. Sikap (Siswa bisa menunjukkan sikap yang baik seperti mentaati peraturan/tata tertip ketika memasuki laboratorium kimia).

    BalasHapus
  4. Ada 5 kategori belajar menurut gagne
    1. Keterampilan Intelektual (Intelectual Skills); yaitu, kecakapan yang membuat seseorang berkompeten, yang memungkinkan untuk menanggapi konseptualisasi lingkungannya. Keterampilan ini berkaitan dengan pengetahuan ”bagaimana” melakukan suatu aktivitas. aplikasinya penjelasan materi stoikiometri kimia beserta bagaimana penyetaraan reaksi kimia, perhitungan stoikiometri pada persamaan kimia setara, pengertian massa molar. implikasinya siswa mampu menyelesaikan soal dengan lebih mudah.
    2. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies); yaitu, kecakapan khusus yang amat penting yang memungkinkan siswa dapat belajar dan menentukan sesuatu secara sendiri. Kemampuan ini merupakan kemampuan yang mengatur seseorang untuk memilih ”cara”, misalnya memilih cara belajar yang cocok untuk dirinya sendiri dalam pembelajaran kimia. implikasinya siswa menjadi lebih tertarik dengan pelajaran.
    3. Informasi Verbal (Verbal Information); yaitu, hasil belajar yang berupa informasi dan pengetahuan verbal. Informasi ini dapat dibedakan ke dalam fakta, nama, prinsip, dan generalisasi. Informasi merupakan esensi suatu peristiwa yang dapat dijadikan alat berfikir dan sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut. Kemampuan informasi dapat ditunjukan dengan menyatakan atau menyebutkan informasi itu dalam ungkapan yang bermakna. aplikasinya pada pelajaran asam basa kimia. karna dapat kita jelaskan secara fakta mana yang termasuk asam,mana yang termasuk basa. implikasinya siswa dapat paham dan dapat membedakan mana yang asam mana yang basa.
    4. Keterampilan Motor (Motor Skills); yaitu, hasil belajar yang berkaitan dengan gerakan otot seperti mengucapkan lafal-lafal bahasa, berdeklamasi, mengetik dan sebagainya. Keterampilan motor biasanya merupakan prasyarat yang perlu dikuasai untuk dapat melakukan atau mempelajari sesuatu yang lain. Misalnya, pada saat praktikum kimia,siswa harus paham bagaimana menggunakan alat dan bahan secara baik. implikasinya tidak terjadi kecelakaan selama proses praktikum.
    5. Sikap(Attitudes); yaitu, sejumlah bentuk hasil belajar tersendiri yang sering dikaitkan dengan nilai-nilai seperti toleransi, suka membaca, mencintai sastra atau seni, kesediaan bertanggung jawab. Pengaruh sikap terhadap seseorang adalah adanya reaksi yang bersifat positif atau negatif kepada orang lain, benda atau situasi. aplikasinya siswa bertanggung jawab atas laporan akhir pada saat praktikum, siswa bertanggung jawab atas alat dan bahan yang digunakan,saling kerja sama. implikasinya siswa berkarakter baik,memiliki karakter yang bertanggung jawab.

    BalasHapus
  5. Ada 5 kategori belajar menurut gagne
    1. Ketrampilan intelektual yaitukecakapan yang membuat seseorang berkompeten, yang memungkinkan untuk menanggapi konseptualisasi lingkungannya. Keterampilan ini berkaitan dengan pengetahuan ”bagaimana” melakukan suatu aktivitas. Aplikasinya pada materi ikatan kimia ..bagaimana siswa dapat menentukan mana ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan kovalen polar dan nonpolar.
    2. Strategi kognitif yaitu Ke kemampuan yang mengatur seseorang untuk memilih cara belajar yg cocok utk dirinya sendiri, misalnya memilih cara belajar yang cocok untuk dirinya sendiri dalam pembelajaran kimia. implikasinya siswa menjadi lebih tertarik dengan pelajaran
    3. Informasi verbaL yaitu hasil belajar yang berupa informasi dan pengetahuan verbal. Aplikasinya ada materi teori atom.
    4. Ketrampilan motor yaitu hasil belajar yang berkaitan dgn gerakan otot seperti mengucapkan lafal-lafal bahasa, berdeklamasi, mengetik dan sebagainya. Keterampilan motor biasanya merupakan prasyarat yang perlu dikuasai untuk dapat melakukan atau mempelajari sesuatu yang lain. Misalnya saat praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit siswa mampu memahami penggunaan alat dan bahan dengan baik.
    5.sikap, salah satu implikasinya dalm pembelajaran kimia siswa memiliki rasa syukur saat pembelajaran ikatN kimia , karna dengan adanya ikatan kimia kita dapat bertahan hidup.
    Dan teori gagne ini sudah diterapkan dalam K13.

    BalasHapus
  6. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.
    Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Oleh karena itu aplikasi dan implikasi teori belajar menurut Gagne pada pelajaran kimia sangat cocok terutama yang bersifat praktikum atau percobaan karena memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning kepada siswa dan memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.

    BalasHapus
  7. Aplikasi dan implikasi teori belajar Gagne dalam pembelajaran kimia:
    1. Keterampilan Intelektual: siswa mampu menguasai dan menerapkan konsep pembelajaran. Misal, siswa yang mempelajari konsep asam akan dapat memilih zat yang sesuai dengan definisi.
    2. Strategi Kognitif: siswa dapat memilih cara belajarnya sendiri, seperti menghafal atau menyusun materi/ringkasan yang akan dipelajari ke dalam suatu kerangka yang teratur. Hasilnya, siswa diharapkan dapat mudah memahami pelajaran sesuai keinginannya sendiri.
    3. Informasi Verbal: siswa mampu mengungkapkan sebuah teori, hasil pemikiran/pendapat yang ia peroleh berdasarkan fakta, prinsip, dan konsep. Misal, menyebutkan proses-proses reaksi kimia.
    4. Keterampilan Motorik: siswa bisa melakukan setiap langkah-langkah praktikum kimia sesuai dengan prosedurnya. Misal, menggunakan berbagai macam alat seperti buret dan alat destilasi dalam pelajaran kimia.
    5. Sikap: siswa melakukan percobaan di laboratorium. Misal, selama memanaskan gas-gas dalam tabung reaksi, hendaknya siswa tidak menghadapkan mulut tabung reaksi itu pada temannya agar tidak terkena percikan gas yang dipanaskan itu.
    Oleh karena itu menurut saya, teori belajar Gagne sdh diterapkan di kurikulum 2013 revisi 2017.

    BalasHapus
  8. Menurut Gagne kemampuan-kemapuan yang ditunjukan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam lima bagian, yaitu :
    1. Ketrampilan Intelektual
    Ketampilan ini merupakan penampilan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya.seperti : siswa mampu mempelajari konsep stoikiometri
    2. Strategi-strategi Kognitif
    Strategi kognitif merupakan proses kontrol , yaitu proses internal yang digunakan pesertra didik untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir. seprti : siswa mampu menghafal sistem periodik unsur dengan cara mereka sendiri
    3. Informasi Verbal Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah , dan juga dari kata-kata yang diucapakn orang, dari membaca, radio, televisi dan media lainnya.seperti : siswa mampu mengungkapkan sebuah teori berdasarkan hasil percobaan yang ia amati
    4. Sikap-sikap
    Sikap-sikap ini ditujukan pada perilaku-perilaku sosial seperti kata-kata kejujuran, dermawan, dan nilai moralitas lainnya.seperti siswa mengikuti praktikum dengan baik
    5. Ketrampilan-ketrampilan Motorik
    Merupakan kegiatan fisik yang digabung dengan ketrampilan intelektual, seperti menggunakan buret, memanaskan zat, contoh dalam kimianya adalah Siswa bisa melakukan setiap langkah-langkah praktikum kimia sesuai dengan prosedurnya

    BalasHapus
  9. saya sependapat dengan pendapat yang diatas bagwasanya Menurut Gagne kemampuan-kemapuan yang ditunjukan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam lima bagian, yaitu :
    1. Ketrampilan Intelektual
    Ketampilan ini merupakan penampilan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya.seperti : siswa mampu mempelajari konsep stoikiometri
    2. Strategi-strategi Kognitif
    Strategi kognitif merupakan proses kontrol , yaitu proses internal yang digunakan pesertra didik untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir. seprti : siswa mampu menghafal sistem periodik unsur dengan cara mereka sendiri
    3. Informasi Verbal Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah , dan juga dari kata-kata yang diucapakn orang, dari membaca, radio, televisi dan media lainnya.seperti : siswa mampu mengungkapkan sebuah teori berdasarkan hasil percobaan yang ia amati
    4. Sikap-sikap
    Sikap-sikap ini ditujukan pada perilaku-perilaku sosial seperti kata-kata kejujuran, dermawan, dan nilai moralitas lainnya.seperti siswa mengikuti praktikum dengan baik
    5. Ketrampilan-ketrampilan Motorik
    Merupakan kegiatan fisik yang digabung dengan ketrampilan intelektual, seperti menggunakan buret, memanaskan zat, contoh dalam kimianya adalah Siswa bisa melakukan setiap langkah-langkah praktikum kimia sesuai dengan prosedurnya
    dari kelima kategori tersebut menurut saya sudah deiterapkan dalam kurikulum 2013 revisi 2017, karena telah mengedepankan kelima kategori tersebut.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELAKUKAN ANALISIS INSTRUKSIONAL

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN BAWAHAN DAN PERILAKU AWAL SISWA