IMPLEMENTASI KURIKULUM



Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual,  emosional, serta fisiknya.

          Implementasi kurikulum jauh lebih dari sekedar menyerahkan materi baru dan kursus studi. Jika  implementasi ingin berhasil, mereka yang terlibat harus mengerti programnya, tujuan, peran orang bermain dalam sistem, dan jenis individu yang akan terkena dampaknya interaksi dengan kurikulum baru. Agar implementasi sukses, sekolah pada dasarnya harus membangun pembelajaran masyarakat, pembelajaran diperkaya untuk semua orang yang terlibat, tentu untuk guru dan siswa.


       Implementasi yang efektif tidak terjadi tanpa perencanaan yang serius proses perubahan menuntut perencanaan, tapi rencanakan dengan fleksibilitas sehingga bisa ditangani tanpa disengaja keadaan dan kejadian. Seiring peristiwa muncul, prosedur harus disesuaikan

A.Tahapan – tahapan Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok yaitu;
a. Pengembangan program, mencakup program tahunan, semester atau catur wulan, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan konseling atau program remedial.
b. Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakekatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
c. Evaluasi, proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum caturwulan atau semester serta penilaian akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian  keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.

Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu;
a.   karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat dan sebagainya.
b.   strategi implementasi, yaitu strategi  yang digunakan dalam implementasi kurikulum seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c.    karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan,  serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.

Sedang Marsh (1980) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum  yaitu : dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal dalam kelas.

Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu :
a. perolehan kesempatan yang sama.
Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari berbagai kelompok, termasuk kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus.
b. Berpusat pada anak.
Upaya untuk memandirikan peseta didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai  diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan kemitraan.
Seluruh pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan,mulai dari taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan  yang digunakan dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua dan masyarakat.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Standar kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.

Dalam implementasi kurikulum, terdapat unsur terkait sebagai berikut :
a. Pelaksanaan kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum menerapkan prinsip “kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan”.
b. Bahasa Pengantar
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Jika diperlukan, bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam beberapa tahap awal pendidikan. Dalam penyampaian atau penyajian keterampilan tertentu, bahasa asing seperti inggris dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.
c. Hari Belajar
Jumlah hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240 hari, jumlah minggu efektifnya adalah 34 sampai 40 hari, dan pengaturannya dilaksanakan dengan sistem semester.
d. Kegiatan Kurikulum
Kegiatan kurikuler dikelompokkan menjadi kegiatan Intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran untuk menguasai kompetensi dengan pertimbangan hak – hak dan kewajiban peserta didik serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran diluar kegiatan intrakurikuler yang diselenggarakan secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan yang dilakukan untuk  memenuhi tututan penguasaan kompetensi mata pelajaran, pembentukan karakter bangsa dan peningkatan kecakapan hidup yang alokasi waktunya diatur secara tersendiri berdasarkan kebutuhan dan kondisi sekolah.
e. Tenaga Pendidikan
Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran dan melakukan bimbingan pelatihan. Kepala Sekolah bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan serta pengawasan dan pelayanan profesional untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan. Adapun pengawas bertugas merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan.
f. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan sumber belajar, buku dan alat pembelajaran, yang disediakan pemerintah dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
g. Remedial, Pengayaan dan Percepatan Belajar
Sekolah memberikan layanan bagi peserta didik yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial, adapun peserta didik yang menuntaskan kompetensi lebih cepat dari waktu yang ditentukan dapat memperoleh program pengayaan serta dapat mengikuti program percepatan belajar.
h. Bimbingan dan Konseling
Sekolah memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dalam konteks pengembangan kepribadian sosial, karier dan belajar lanjutan.
i. Pengembangan atau Penyusunan Silabus
Dinas pendidikan provinsi serta kabupaten atau kotamadya dapat mengordinasikan kegiatan penyusunan silabus. Penyusunan  silabus dapat dilakukan oleh tim pengembang kurikulum di daerah dengan melibatkan narasumber yang ahli  di bidangnya. Standar kompetensi dan silabus muatan lokal dapat disusun untuk melayani kebutuhan potensi, kekhasan dan keunggulan budaya lokal. Silabus khusus perlu disusun untuk melayani peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan juga mereka yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
j. Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan memberdayakan seluruh unsur penyelenggara pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan serta dunia usaha dan industri sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan potensi untuk mewujudkan pencapaian standar kompetensi nasional.
k. Sekolah Bertaraf Internasional.
Sekolah bertaraf internasional dapat menggunakan kurikulum nasional, internasional atau penggabungan antara kurikilum nasional dan kurikulum internasional, yang disesuaikan dengan kekhasan serta potensi sekolah dan daerah.

Rencana implementasi kurikulum akan mengalami perbedaan dalam sistem sekolah, bergantung pada struktur organisasi dan ruang lingkupnya. Selain itu, rencana implementasi seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka panjang, sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi dan diimplementasikan dalam suatu periode waktu ( biasanya dibuat dalam jangka waktu lima tahunan).
a. Studi Program Baru
Studi tentang program baru ditempatkan pada level distrik atau daerah dan diarahkan oleh sebuah komisi perencana yang menjelaskan program baru tersebut untuk dilaksanakan pada level  sekolah.
b. Identifikasi Sumber Daya
Identifikasi sumberdaya meliputi tiga area, yaitu : Buku teks dan bahan pengajaran, sumber daya manusia dan sumber daya pendanaan (biaya). Identifikasi tersebut tentunya berkaitan dengan kualitas dan ketersediaan sumber daya yang ada. Sebelum mengimplementasikan program baru dikelas, guru seharusnya diberi kesempatan untuk menguji bahan pengajaran dan membuat rekomendasi tentang kelayakannya.
c. Penetapan Peran
Deskripsi peran dapat membantu guru dalam meningkatkan implementasi tugas – tugasnya. Meskipun guru merupakan pelaksana sebuah program, peran Kepala Sekolah, Konsultan dan Pengawas dalam mendukung guru tersebut adalah sama pentingnya.
d. Pengembangan Profesional
Pada orientasi transaksi, fokus pengembangan profesional adalah membantu guru mempelajari metodologi pengajaran baru. Dalam program orientasi transformasi, fokus pengembangan profesional ditunjukan untuk membantu guru dalam memahami program tersebut secara rasional dan menggabungkannya ke dalam program sekolah secara menyeluruh.
e. Penjadwalan
Jadwal implementasi digunakan sebagai patokan dalam menilai kemajuan implementasi.   Tujuan lain dari penjadwalan adalah memfasilitasi rangkaian kejadian dan mengalokasikan waktu yang tepat untuk menyempurnakan tugas – tugas yang diperlukan. 
f. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi biasanya terdiri atas dua bagian. Pertama, sistem yang menyebabkan peningkatan informasi diantara guru dan komite pusat. Kedua, sistem informasi yang meliputi jaringan kerja yang menghubungkan kelompok guru, kepala sekolah dan pengembang kurikulum, yang secara teratur saling membagi pengalaman dalam bentuk kelompok pemecahan masalah.
g. Pelaksanaan Monitoring
Monitoring bertujuan utuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan implementasi dan menggunakannya untuk memfasilitasi dan mendukung upaya guru. 

Dalam kaitannya dengan fungsi pengelolaan kurikulum, akan dikemukakan model implementasi kurikulum baru.
Secara garis besar, model tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Tahap Perencanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Usaha ini mempertimbangkan metode (tehnik), sarana dan prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang terlibat dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi serta faktor internal dan eksternal.
b. Tahap Pelaksanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun dalam fase  perencanaan, dengan mengunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah  ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi yang ada.
Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang  terlibat serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu menurut departemen/divisi/seksi masing – masing atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya tujuan – tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Secara umum, hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum.
c. Tahap Evaluasi Implementasi.
Tahap  ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaaan.

permasalahan:

Membawa perubahan bukanlah tugas yang mudah. Ada banyak hambatan untuk keberhasilan pengimplementasian kurikulum. Jika Anda diberi tugas melaksanakan kurikulum, apakah itu pada sistem sekolah, perguruan tinggi, universitas atau pusat pelatihan, Anda akan menemukan orang-orang yang menolak perubahan. Membiarkan segala sesuatu seperti yang mereka lakukan selama ini. Banyak orang berpikir bahwa lebih mudah untuk menjaga hal-hal sebagaimana adanya. Kita sering mendengar orang berkata, "Jika tidak rusak, mengapa memperbaikinya". Orang-orang senang dengan situasi saat ini di lembaga mereka dan merasa bahwa perubahan yang disarankan tidak akan memenuhi tujuan perguruan tinggi atau pusat pelatihan mereka.
Bagaimana menurut pendapat Anda sebagai calon pengimplementasi kurikulum solusi untuk mengubah pola pikir orang-orang yang menolak akan perubahan implementasi kurikulum tersebut? Dan apakah dengan adanya orang-orang yang menolak perubahan ini akan menjadi suatu permasalahan besar bagi pendidikan?

Komentar

  1. sebaiknya kita cari tahu alasan mengapa orang tersebut menolak atau menerima suatu kurikulum. sehingga kita bisa membantu menemukan solusinya. jika perubahan itu baik dan positif, maka sebagai masyarakat harus patuh pada aturan yang telah ditetapkan oleh pemimpin. jika terdapat dalam jumlah banyak kemungkinan akan menjadi permasalahan yaitu terganggunya pendidikan. maka dari itu dalam penyusunan kurikulum penting perencanaan yang baik dan matang, kemudian sosialisasi kurikulum yang jelas, agar masyarakat bisa menerima kurikulum tersebut.

    BalasHapus
  2. setiap orang perlu memiliki mindset yang utuh terhadap kurikulum yang baru, dengan arti kata memiliki sikap yang baik terhadap perubahan.
    Jika kita dihadapkan sebagai seorang peimplementasi kurikulum, menurut pendapat saya yang perlu di perhatikan adalah dengan meyakinkan orang yang menolak perubahan itu dengan memberikan pengarahan tentang pentingnya perubahan itu sebagai wujud agar pendidikan lebih maju dan lebih bagus dari sebelumnya.Salah satunya adalah dengan diberikan bukti yang konkrit mengenai pentingnya perubaha itu.

    BalasHapus
  3. Sebagai seorang yang bertugas memberikan kompetensi kepada siswa (red.Guru) maka sudah merupakan tanggung jawab dan efek untuk bisa berubah dan meninggalkan gaya lama. Jika pemikiran seperti tersebut diatas dimiliki seorang guru maka akan menjadi hambatan tercapainya tujuan kurikulum dan tujuan pendidikan nasional.
    Memberikan mereka arahan dan menyadarkan mereka tentang pentingnya tugas dan apresiasi mereka terhadap tujuan kurikulum tersebut menjadi solusi yang bijak yang saya pilih untuk menghadapi guru yang demikian.
    ---------------------------------------------------------------------------------
    Setiap yang menolak perubahan pendidikan menuju yang baik akan menjadi hambatan menuju terwujudnya tujuan pendidikan nasional

    BalasHapus
  4. menurut saya perlunya sosialisasi yang lebih intensif tentang kurikulum baru itu agar bisa merubah pola pikir orang yang menolak adanya perubahan kurikulum baru. dan pihak yang bertugas untuk menjalankan itu harus lebih memperhatikanya. dan kepala sekolah salah satu orang yang sangat berpengaruh dalam mengimplementasikan kurikulum baru, karena kepala sekolah mempunya hak untuk mengatur jalannya sebuah kurikulum tersebut. karena kita ketahui jika dalam implemantasi kurikulum tersebut tidak tercapai tujuan dalam kurikulum tersebut maka tujuan pendidikan akan terhambat.
    maka dari itu sebaiknya harus cepat di tindak lanjuti orang-orang yang menolak adanya perubahan kurikulum karena akan berpengaruh pada tujuan dari pendidikan kita.

    BalasHapus

  5. Menurut saya sebagai calon pengimplementasi kurikulum, yang mesti dilakukan yaitu kita harus meyakinkan orang–orang yang menolak perubahan ini bahwa perubahan itu penting. Karena zaman sudah berubah, Yang dibutuhkan adalah kreativitas. Kita memang butuh modal pengetahuan, Tapi itu saja tidak cukup. Jadi harus ada unsur produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Namun, bukan berarti yang lama itu salah semua. Yang lama itu benar pada zamannya.

    Dan dengan adanya orang-orang yang menolak perubahan ini tentu saja akan menjadi suatu permasalahan besar bagi pendidikan.

    BalasHapus
  6. Meskipun perubahan kurikulum sudah merupakan sebuah keniscayaan, akan tetapi perlu adanya kondisi yang harus dan bahkan wajib dipenuhi oleh pihak-pihak yang berkompeten tentang hal ini sebelum kurikulum baru tersebut di berlakukan, terutama terkait dengan kesiapan para guru (pendidik) selaku garda terdepan dalam proses implementasinya. Menurut pendapat saya mungkin dengan cara melakukan monitoring/pembinaan terhadap pola pikir para pendidik mengenai perubahan kurikulum bahwa perubahan kurikulum tersebut sangatlah penting untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Jika mereka tidak mengubah pola pikir mereka maka akan terjadi kegagalan dalam implementasi kurikulum.

    BalasHapus
  7. perubahan/pengembangan kurikulum di lakukan guna mendapat hasil yang lebih baik. untuk mereka yang menolak perubahan artinya mereka belum memahami maksud dan tujuan dari perubahan itu sendiri. kurikulum terus dilakukan perubahan dan pengembangan guna mendapat hasil yang lebih baik nantinya. oleh karena itu diharapkan kurikulum yang telah mengalami perubahan dapat dilaksanakan dengan baik. untuk itu,kita yang mengerti dan menerima perubahan harus membantu mereka yang menolak perubahan untuk dapat mengerti maksud dan tujuan dari perubahan itu sendiri hingga nanti pada akhirnya mereka dapat menerima dan mampu menjalankan perubahan itu sendiri.

    dan mereka yang menolaka perubahan tentunya menjadi masalah besar bagi pendidikan. seperti yang sudah di katakan,perubahan kurikulum adalah guna pendidikan yang leboh baik. mereka yang tidak menerima artinya juga menolak pendidikan indonesia ini menjadi leboh baik.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Menurut pendapat saya berdasarkan pd literatur yg sya baca terdapat beberapa langkah yg bisa kita lakukan untuk meyakinkan pihak pelaksana/guru dalam mengimplementasikan kurikulum yg baru dikembangkan yakni:, Pertama, kita bisa meyakinkan mereka bahwa menerapkan kurikulum baru akan memberikan beberapa manfaat. Kedua, kita bisa menunjukkan konsekuensi negatif dari ketertinggalan misalnya, sekolah tidak akan sesuai dengan mandat negara bagian, atau siswa akan gagal lulus tes standar. Ketiga, kita bisa menunjuk dengan cara-cara di mana kurikulum tertentu yang ingin kita terapkan sesuai dengan kondisi tempat kurikulum akan diberlakukan. Bagaimanapun, dengan hadirnya kurikulum baru yang diberlakukan pemerintah tentunya atas dasar pertimbangan bahwa merupakan sesuatu/komponennya yang belum pernah ada bahkan lebih unggul dari yang ada.

    BalasHapus
  10. Saya akan mengajak orang-orang tersebut untuk berdiskusi atau bertukar pikiran memberi gambaran hal-hal positif apa saja yang dapat diperoleh dan hal-hal negatif apa saja yang diperoleh jika tidak melaksanakan perubahan tersebut. Menurut saya hal tersebut bukan merupakan suatu masalah karena orang-orang yang menolak perubahan memiliki pola pikir yang berbeda. Orang-orang seperti itu dibutuhkan sebagai pengkritik untuk setiap perubahan yang terjadi atau yang akan dilakukan karena kritikan sangat diperlukan untuk membuat suatu organisasi menjadi lebih baik. Dari kritikan tersebut bisa menjadi ide baru untuk perubahan yang mengarah ke perbaikan.

    BalasHapus
  11. Menurut saya, perubahan/pengembangan kurikulum di lakukan guna mendapat hasil yang lebih baik,jika ada yang menolak perubahan , maka Mindset mereka harus diubah secara perlahan bahwa terjadi perubahan kurikulum merupakan telah dipertimbangkan oleh pemerintah dan pastinya kurikulum yang telah diberlakukan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

    BalasHapus
  12. Menurut saya banyak cara dpt dilakukan untuk menghadapi orang2 yg menolak kurikulum baru. Diantaranya dengan cara : Edukasi, Komunikasi dan Sosialisasi

    Informasi mengenai proses perubahan yang terjadi, dalam praktiknya akan selalu mendapatkan bumbu-bumbu tambahan yang terkadang bisa menyesatkan dan berdampak negatif. Informasi yang beredar menjadi simpang siur. Untuk itu mengkomunikasikan alasan yang logis mengenai diperlukannya perubahan dapat mengurangi penolakan atau resistensi dari karyawan. Pertama, adanya komunikasi yang jelas dapat mengurangi dampak dari informasi yang kurang tepat dan komunikasi yang buruk. Jika karyawan menerima informasi yang menyeluruh dan tepat, resistensi dari karyawan diharapkan akan menurun. Kedua, komunikasi yang baik dapat “menjual” alasan untuk perubahan dengan “mengemas” komunikasi tersebut dengan baik.

    Dengan adanya orang2 yg menolak kurikulum dpt jd masalah karena menjadi penghambat tercapai tujuan pendidikan. Sehingga jika masalahnya dpt diatasi maka hambatan bisa dilalui.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

MELAKUKAN ANALISIS INSTRUKSIONAL

MENGANALISIS PEMBELAJAR DAN KONTEKS