LANDASAN FILOSOFIS KURIKULUM



Landasan filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti dalam penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut. Dalam hal ini prinsip-prinsip ajaran filsafat yang dianut oleh suatu bangsa seperti pancasila, kapitalisme, sosialisme, fasisme, komunisme dan sebagainya dapat digolongkan sebagai falsafah dalam arti produk/ sebagai pandangan hidup atau falsafah dalam arti praktis.
Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan terarah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan. Pandangan hidup bangsa Indonesia berdasar pada Pancasila dan dengan sendirinya segala kegiatan yang dilakuan baik oleh berbagai lembaga maupun perorangan, harapannya tidak boleh bertentangan dengan asas pancasila, termasuk dalam kegiatan penyusunan kurikulum. Asas filosofis dalam pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah menentukan tujuan umum pendidikan.
Penyusun kurikulum turut mempertimbangkan segi-segi filosofis dalam pengembangan kurikulum. Kesadaran untuk berfilosofi sangat diperlukan ketika merencanakan pernyataan tujuan pendidikan. Dasar-dasar filosofi penyusunan kurikulum juga harus selalu direview dalam jangka waktu sesuai dengan masa perubahan kurikulum pada umumnya, yakni 5 tahunan atau 10 tahunan.
Filsafat sebagai sebuah sistem nilai menjadi dasar yang menentukan tujuan pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa pandangan hidup atau sistem nilai yang dianggap baik dan dijadikan pedoman bagi masyarakat akan tercermin dalam tujuan pendidikan yang harus dicapai, karena kurikulum pada hakikatnya berfungsi untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan, mengembangkan diri dan dapat hidup dalam sistem nilai masyarakatnya sendiri.
Dalam pengembangan kurikulum, filsafat menjawab hal-hal mendasar bagi pengembangan kurikulum, antara lain: Ke mana anak didik akan dibawa? Masyarakat yang bagaimana yang akan dibentuk melalui pendidikan tersebut? Apa hakikat pengetahuan yang akan diajarkan kepada anak didik? Norma atau sistem yang bagaimana yang harus diwariskan kepada anak didik sebagai generasi penerus? Bagaimana proses pendidikan harus dijalankan?
Demikian mendasarnya pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh filsafat. Dengan kedudukannya yang begitu mendasar, filsafat memiliki paling tidak empat fungsi, yaitu:
 1. Filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan
   2. Filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
 3.Filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan
  4.Filsafat dapat menentukan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan.

Keberadan aliran-aliran filsafat dalam pengembangan kurikulum di Indonesia dapat digunakan sebagai acuan, akan tetapi hendaknya dipertimbangkan dan dikaji terlebih dahulu kesesuaiannya dengan nilai-nilai falsafah hidup bangsa Indonesia, karena tidak semua konsep aliran filsafat dapat diadopsi dan diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Di antara aliran-aliran tersebut yaitu:
a)   Aliran Progresivisme dan pragmatisme
Aliran progresevisme mengakui dan berusaha mengembangkan asasnya dalam semua realita kehidupan, dengan tujuan agar semua manusia dapat bertahan menghadapi semua tantangan hidup. Sedangkan menurut aliran pragmatisme, suatu keterangan itu baru dikatakan benar jika sesuai dengan realitas, atau suatu keterangan akan dikatakan benar kalau sesuai dengan kenyataannya.
  
b)   Aliran Esensialisme
            Aliran ini didasarkan oleh nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Nilai-nilai yang dimaksud ialah yang berasal dari kebudayaan dan falsafat yang korelatif selama empat abad belakangan, yaitu sejak zaman renaissance, sebagai pangkal timbulnya pandangan esensialisme adat.
            Aliran ini menghendaki adanya kurikulum yang memuat mata pelajaran yang dapat menghantarkan manusia agar dapat menghayati nilai-nilai kebenaran yang berasal dari tuhan. Kurikulum menurut aliran ini berpangkal pada landasan ideal dan organisasi yang kuat.

    c)      Aliran Rekonstruksionisme
            Rekonstruksionisme adalah aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.

d)     Aliran Eksistensialisme
Eksistensialisme merupakan paham yang berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas/kreatif, seseorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran itu bersifat relative, dan karenanya itu masing – masing individu bebas menetukan mana yang benar atau salah . Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan: Bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?

e)      Aliran Perenialisme
Perenial berarti “abadi”, aliran ini beranggapan bahwa beberapa gagasan telah bertahan selama berabad – abad dan masih relevan saat ini seperti pada saat gagasan tersebut baru ditemukan. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Lalu bagaimana menurut pendapat anda, jika kurikulum mengalami perubahan, apakah landasan filosofi kurikulum berubah juga?.  

Komentar

  1. “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoma penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu .
    Menurut pendapat saya ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum salah satunya filosofis, namun perubahan filosofis yang dimaksud disini bukan landasan filosofis nya yang berubah akan tetapi hanya isi dari landasan filosofis itu yang akan di revisi untuk di perbaiki agar lebih baik agar menghasilkan pendidikan yang lebih baik lagi sehingga hasil yang diharapkan pendidikan semakin baik dan mampu bersaing dengan negara lain.

    BalasHapus
  2. Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. menurut pendapat saya kurikulum bisa berubah akan tetapi filosofi tidak akan berubah, karean filosofi itu adalah landasa/dasar untuk pengembangan kurikulum pendidikan seiring dengan perkembangan kualitas pendidikan.

    BalasHapus
  3. Hingga saat ini masih sering terjadi perubahan kurikulum. Setiap pergantian menteri selalu terjadi perubahan kurikulum, pada dasarnya perubahan kurikulum diharapkan bisa membawa kita ke arah yang lebih baik. Menurut pendapat saya seperti apapun perubahan kurikulum tersebut maka landasan filosofi kurikulum tidak akan berubah karena landasan filosofi kurikulum merupakan pandangan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum adalah persepsi dan hasil pengalaman yang dijadikan sebagai pedoman jadi dalam mengembangkan ataupun merubah kurikulum tetap harus berlandaskan pada landasan filosofi kurikulum tersebut.

    BalasHapus
  4. Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.

    Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan

    Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
    Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
    Jadi, berdasarkan penjelasan diatas menurut saya perubahan kurikulum seiring dengan perubahan ataupun penambahan filosofi kehidupan suatu bangsa. Karena suatu bangsa akan terus berusaha untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya dari berbagai aspek, salah satunya dengan memperbaiki pendidikan, termasuklah memperbaiki kurikulum sebagai acuannya.

    untuk lebih tepatnya penjelasan saya diatas dikutip dari https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum/

    BalasHapus
  5. Bisa Iya Bisa Juga Tidak..
    Kita bisa artikan bahwa landasan filosofis adalah pondasi pada sebuah bangunan, maka kurikulum adalah bangunan yang berdiri di pondasi tersebut.
    Jika tujuan kita hanya mengganti cat/warna ataupun penyekatan bangunan kita bisa menggantinya langsung tanpa harus merusak pondasi tersebut. Sehingga warna dan penyekatan bangunan bisa dirubah walau tetap dengan pondasi yang lama.
    Jika tujuan kita ingin merubah bentuk menyeluruh bangunan karena dirasa tidak sesuai dengan keinginan masa depan ataupun kondisi lingkungan maka kita harus merusak dan membangun ulang bangunan beserta pondasinya.
    Dengan kata lain, dasar filosofisnya harus juga dirubah jika dirasa terjadi ketidak sesuaian dengan menggunakan landasan filosofis tersebut.

    BalasHapus
  6. Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

    BalasHapus
  7. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoma penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
    menurut saya jika kurikulum mengalami perubahan, maka landasan filosofi kurikulum tidak akan berubah karena landasan filosofi kurikulum merupakan pandangan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum.

    BalasHapus
  8. Jika kurikulum berubah maka keempat landasan filosofis kurikulum tetap dijadikan landasan utk membuat perubahan sesuai kebutuhan.
    Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MELAKUKAN ANALISIS INSTRUKSIONAL

KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM

MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN BAWAHAN DAN PERILAKU AWAL SISWA